A.
STATUS
SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT
W. Stern dalam teori konvergensinya menyatakan bahwa pembawaan maupun
lingkungan secara bersama-sama mempunyai peran dalam pembentukan atau
perkembangan manusia. Karena manusia sebagai makhluk individual, maka dalam
tindakan-tindakannya manusia kadang mengarah ke kepentingan pribadi. Namun,
karena manusia juga makhluk sosial, dalam tindakan-tindakannya manusia juga
sering mengarah ke kepentingan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Kunkel
(lih. Bigot dkk., 1950), bahwa manusia itu mempunyai dorongan untuk mengabdi
pada dirinya sendiri (ichaftigkeit) dan dorongan untuk mengabdi kepada
masyarakat (sachlichkeit) secara bersama-sama, manusia merupakan kesatuan dari
keduanya.
Antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan timbak balik, yaitu
lingkungan berpengaruh pada individu, tetapi sebaliknya indivisu juga mempunyai
pengaruh pada lingkungan. Bagaimana hubungan atau sikap individu terhadap
lingkungan dapat:
1.
Individu menolak lingkungan, bila
tidak sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam keadaan ini, individu dapat
memberikan bentuk pada lingkungan sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun, ini
merupakan hal yang tidak mudah dan salah satu faktor yang akan ikut menentukan
berhasil tidaknya usaha itu adalah status atau posisi individu yang bersangkutan.
2.
Individu menerima lingkungan, bila
keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan keadaan individu.
3.
Individu bersikap netral atau
statuskuo, bila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi
individu tidak pernah mengambil langkah bagaimana sebaiknya. Dari segi
pendidikan kemasyarakatan, sikap yang seperti ini sebenarnya tidak diharapkan,
karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-langkah bagaimana
sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat memenuhi harapannya.
Sosiometri dapat membantu kita untuk
melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang dalam
kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.
Baik tidaknya orang berteman atau mengadakan hubungan sosial dapat dilihat dengan
menggunakan sosiometri ini. Dengan demikian bantuan sosiometri cukup besar
dalam mendapatkan data untuk mengetahui hubungan atau kontak sosial individu
dalam kelompoknya. Baik tidaknya hubungan sosial seseorang sebenarnya dapat
dilihat dari beberapa segi, yaitu:
1.
Segi frekuensi
hubungan
Yaitu
sering tidaknya seseorang melakukan hubungan sosial atau kontak sosial dengan
orang lain. Makin sering seseorang melakukan kontak sosial dengan orang lain,
dapat dikatakan bahwa orang itu memiliki hubungan yang baik dengan orang lain,
begitu pula sebaliknya. Seseorang yang mengisolisir diri, orang tersebut kurang
sekali dalam bergaulnya, kontak sosial frekuensinya rendah, hubungan sosial
kurang baik. Tetapi sampai seberapa jauh frekuensi ini dapat dipastikan, inilah
yang merupakan hal yang sulit untuk dapat duketahui dengan pasti. Di mana letak
batas secara pasti antara frekuensi yang tinggi yang menunjukkan hubungan
sosial yang baik, dengan yang rendah yang menunjukkan hubungan sosial yang
tidak baik, akan sulit dipastikan secara tepat, secara objektif. Karena itu
segi frekuensi hubungan sebagai ukuran atau kriteria untuk menentukan baik
tidaknya hubungan sosial seseorang akan mengalami kesulitan.
2.
Segi intensitas hubungan
Yaitu
mendalam tidaknya seseorang dalam mengadakan hubungan dalam kontak sosial.
Intensitas hubungan ini juga sering disebut Sebagai
intimitas hubungan. Makin mendalam atau makin intensif hubungan seseorang
dengan orang lain, dapat dinyatakan bahwa orang yang bersangkutan makin baik
dalam hubungan sosialnya, begitu pula sebaliknya. Teman yang intim berarti
teman tersebut mempunyai hubungan yang mendalam, hubungan yang intensif,
merupakan teman yang akrab dan teman yang lebih baik hubungannya bila
dibandingkan dengan teman yang kurang intim. Namun, bila intensitas hubungan
ini digunakan sebagai kriteria atau ukuran baik tidaknya hubungan sosial, orang
akan menghadapi kesulitan karena seseorang tidak dapat menarik garis secara
objektif dan tegas antara mana yang baik dan mana yang kurang baik.
3.
Segi popularitas
hubungan
Yaitu dalam
arti banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial. Banyak sedikitnya teman
dalam hubungan sosial dapat digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur baik
tidaknya seseorang dalam hubungan sosialnya. Makin banyak teman, dapat
dikatakan bahwa orang yang bersangkutan makin baik dalam hubungan sosialnya,
demikian sebaliknya. Faktor popularitas hubungan inilah yang digunakan sebagai
dasar dari sosiometri. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam frekuensi
hubungan dan intensitas hubungan sebagai ukuran untuk melihat baik tidaknya
dalam hubungan sosial, dapat diatasi atau dijawab secara baik oleh sosiometri,
yang menggunakan segi popularitas hubungan sebagai dasarnya.
Metode sosiometri ini umumnya
digunakan dalam kelompok kecil (misal 10 s/d 100 orang), karena bila jumlah anggota
dalam kelompok terlalu besar, orang akan mengalami kesilitan dalam analisisnya,
khususnya analisis sosiogram. Untuk menganalisis, pada umumnya menggunakan
kuesioner sosiometris, dan hasil kuesioner itu kemuadian diolah lebih lanjut
hingga menghasilkan hasil sosiometri tersebut. Ada beberapa analisis dari
sosiometri, yaitu :
a. Analisis Matrik
Matrik
merupakan tabel yang mengandung baris dan kolom yang berisi angka-angka. Dalam
matrik, sosiometri bentuknya segiempat (square) n x n, n adalah jumlah individu
dalam kelompok. Pembuatan matrik sosiometri
biasanya mendahului penyusunan sosiogram. Dengan bertitik tolak dari responden
yang menerima sejumlah pilihan maka penggambaran sosiogram dapat lebih mudah. Apa
yang didapat dari kuesioner kemudian diolah lebih lanjut kedalam tabulasi dan
dikalkulasikan. Hasil kalkulasi inilah yang kemudian dibuat hasil sosiometri
menjadi sosiogram. Sosiogram dapat berbentuk grafis atau sirkuler.
b. Analisis Sosiogram
Analis
sosiogram marupakan analis yang menyuguhkan hasil sosiometri dengan suatu
gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan individu satu dengan individu lain.
Dari matrik kemudian dituangkan kedalam gambar jaringan hubungan individu satu
dengan yang lain. Dalam membuat sosiogram, ada dua cara atau sistem, yaitu
sistem grafik dan sistem lingkaran. Hubungan sosial
individu dalam suatu kelompok atau masyrakat membentuk susunan tertentu/
konfigurasi. Suatu sosiogram bisa jadi merupakan kumpulan beberapa jenis
konfigurasi.
c. Analisis Indeks
Analisa
indeks bertujuan untuk menghitung berapa rasio yang berlaku bagi anggota
kelompok atau sebuah kelompok dalam keseluruhannya. Berdasarkan indeks analisis
maka dapat dihitung status pilihan ( choice status) dan penolakan (rejection status) dari
masing-masing kelompok. Keduanya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
CHOICE
STATUS (x) = jumlah pilihan yang
diterima X : (n-1)
REJECTION
STATUS (x) = jumlah penolakan yang
diberikan X : (n-1)
Keterangan
: (n-1) = jumlah keseluruhan anggota kelompok -1
Menurut
Mc Kinney indeks status sosial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
= Jumlah pilihanX + Jumlah Penolakan
X
(n-1)
Dalam sosiometri seorang peneliti juga mengharap
bahwa tes sosiometri untuk menunjukan perbedaan dalam pilihan anggota kelompok
sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam struktur kelompok. Sehingga dalam
sosiometri perlu digunakan test-retest untuk menguji reliability.
Lindzey mengemukakan sejumlah kesimpulan
tentafif diantaranya bahwa skor dalam
tes sosiometri jika ditinjau dalam waktu yang lebih lama menunjukan konsistensi
yang besar; reliability ternyata lebih besar pada orang dewasa daripada
anak-anak. Menurutnya penemuan ini agak ganjil sebab dapat disebabkan juga
olehstabilitas yang lebih besar pada orang atau daya ingat yang lebih besar
dari orang dewasa.
Pilihan kedua dan seterusnya ternyata lebih banyak
berubah dari pada pilihan pertama. Moreno melaporkan bahwa 8% perubahan dalam
pilihan pertama dan 18% perubahan pada pilihan kedua dalam waktu 3 bulan
setelah tes pertama.
Tes sosiometri dinilai hanya sebagai pengukur
perilaku pilihan verbal sehingga face validity untuk mengetahui validitynya.
Walau pun demikian kemungkinan bahwa responden tidak memberi jawaban yang
sesuai dengan pemikirannya akan tetap ada. Maka dari itu para ahli sosiometri
menegaskan pada responden bahwa pilihan sosial mereka akan dipakai untuk
mengstruktur kembali kelompoknya.
B.
CONTOH
MENGETAHUI HUBUNGAN DAN NILAI STATUS SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT.
Misalnya dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang
dan menggunakan pertanyaan atau kuesioner sosiometri yang berbentuk “ siapakah diantara teman-teman anda yang
anda pilih sebagai teman dalam kelompok mengerjakan tugas? Dan siapakah diantara teman-teman anda yang tidak
anda pilih sebagai teman dalam kelompok mengerjakan tugas? Nama dari
responden yang memilih dituliskan pada
kolom vertical dan yang dipilih dalam kolom horizontal. Intensitas dari pilihan
yaitu pilihan pertama kedua ketiga, dst. Sedangkan penolakan sosial dapat
disebutkan dalam tanda khusus.
Dalam penelitian terhadap kelompok ini bahwa
responden H adalah paling popular
dengan mendapat 6 pilihan dari A,B,E,F,G,I.
C mendapat 5 pilihan dari
A,B,F,G,H. J mendapat 2 penolakan dari
D & G dan tidak dipilih sama sekali, A
dan I tidak dipilih sama sekali. B mendapat 3 pilihan dari C, D, dan H. D mendapat 1 pilihan dari I. E mendapat 1 pilihan dari D. F mendapat 3 pilihan dari C, E,J. G mendapat 1 pilihan dari J.
MATRIK
Tabel
1
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
|
A
|
1
|
2
|
||||||||
B
|
1
|
2
|
||||||||
C
|
1
|
2
|
||||||||
D
|
1
|
2
|
-
|
|||||||
E
|
2
|
1
|
||||||||
F
|
2
|
1
|
||||||||
G
|
2
|
1
|
-
|
|||||||
H
|
1
|
2
|
||||||||
I
|
2
|
1
|
||||||||
J
|
1
|
2
|
||||||||
∑
|
0
|
3
|
5
|
1
|
1
|
3
|
1
|
6
|
0
|
-2
|
Contoh Sosiogram dalam grafik berdasarkan data Tabel 1.
Contoh sosiogram
pada gambar diatas terdiri dari beberapa konfigurasi yaitu :
·
konfigurasi
star : responden H sebagai star yang
menerima sejumlah besar pilihan.
·
Konfigurasi Mutual pair : antara B - C, antara C - H, antar C - F dimana adanya pilihan timbale balik diantara anggota kelompok.
Konfigurasi Mutual pair : antara B - C, antara C - H, antar C - F dimana adanya pilihan timbale balik diantara anggota kelompok.
·
Konfigurasi
Neglectee : D disifatkan sebagai neglectee karena memilih namun tidak sama
sekali dipilih dalam preferensi apa pun juga.
·
Konfigurasi
Rejectee : j merupakan responden rejectee yang menerima pilihan negative.
·
Konfigurasi
chain : Kelompok B,C,H merupakan kelompok chain dimana B memilih C, C memilih
H, H memilih B
Contoh Analisis Indeks status
sosial H dan J
Cs H = jumlah pilihan yang diterima X : (n-1)
= 6
: (10-1)
= 6
:9 = 0,66
Semakin tinggi nilai Cs H maka semakin kuat
intensitas hubungan H dalam kelompoknya.
Rs J = jumlah penolakan yang diberikan X :
(n-1)
= -2: (10-1)
= -2
:9 = -0,22
Semakin tinggi nilai Rs J maka semakin lemah
intensitas hubungan J dalam kelompoknya.
REFERENSI
Ratna
Sosetyo Wedajati, 2004, Modul Sosiometri,
Yogyakarta
Monika
Devita, 2012, Karya Ilmiah Psikologi
Sosial Sebagai Pengantar, http://www.academia.edu/9328726/Psikologi_Sosial_Sebuah_Pengantar, diakses 15
November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar