TUGAS 1
SOSIOMETRI
“Status Sosial Individu Dalam Masyarakat”
Disusun Oleh :
1.
Susi
Karyati (14510001)
Dosen
Pengampu : Ratna Sosetya Wedajati, S.Psi
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN
MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA
2016
A.
STATUS
SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT
W. Stern
dalam teori konvergensinya menyatakan bahwa pembawaan maupun lingkungan secara
bersama-sama mempunyai peran dalam pembentukan atau perkembangan manusia.
Karena manusia sebagai makhluk individual, maka dalam tindakan-tindakannya
manusia kadang mengarah ke kepentingan pribadi. Namun, karena manusia juga
makhluk sosial, dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering mengarah ke
kepentingan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Kunkel (lih. Bigot dkk.,
1950), bahwa manusia itu mempunyai dorongan untuk mengabdi pada dirinya sendiri
(ichaftigkeit) dan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat (sachlichkeit)
secara bersama-sama, manusia merupakan kesatuan dari keduanya.
Antara
individu dengan lingkungannya terdapat hubungan timbak balik, yaitu lingkungan
berpengaruh pada individu, tetapi sebaliknya indivisu juga mempunyai pengaruh
pada lingkungan. Bagaimana hubungan atau sikap individu terhadap lingkungan
dapat:
1. Individu
menolak lingkungan, bila tidak sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam
keadaan ini, individu dapat memberikan bentuk pada lingkungan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Namun, ini merupakan hal yang tidak mudah dan salah satu
faktor yang akan ikut menentukan berhasil tidaknya usaha itu adalah status atau
posisi individu yang bersangkutan.
2. Individu
menerima lingkungan, bila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan
keadaan individu.
3. Individu
bersikap netral atau statuskuo, bila individu tidak cocok dengan keadaan
lingkungan, tetapi individu tidak pernah mengambil langkah bagaimana
sebaiknya. Dari segi pendidikan kemasyarakatan, sikap yang seperti ini
sebenarnya tidak diharapkan, karena bagaimanapun individu dapat mengambil
langkah-langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat
memenuhi harapannya.
Sosiometri dapat membantu kita untuk
melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang dalam
kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.
Baik tidaknya orang berteman atau mengadakan hubungan sosial dapat dilihat
dengan menggunakan sosiometri ini. Dengan demikian bantuan sosiometri cukup
besar dalam mendapatkan data untuk mengetahui hubungan atau kontak sosial
individu dalam kelompoknya. Baik tidaknya hubungan sosial seseorang sebenarnya
dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:
1. Segi frekuensi
hubungan
Yaitu
sering tidaknya seseorang melakukan hubungan sosial atau kontak sosial dengan
orang lain. Makin sering seseorang melakukan kontak sosial dengan orang lain,
dapat dikatakan bahwa orang itu memiliki hubungan yang baik dengan orang lain,
begitu pula sebaliknya. Seseorang yang mengisolisir diri, orang tersebut kurang
sekali dalam bergaulnya, kontak sosial frekuensinya rendah, hubungan sosial
kurang baik. Tetapi sampai seberapa jauh frekuensi ini dapat dipastikan, inilah
yang merupakan hal yang sulit untuk dapat duketahui dengan pasti. Di mana letak
batas secara pasti antara frekuensi yang tinggi yang menunjukkan hubungan
sosial yang baik, dengan yang rendah yang menunjukkan hubungan sosial yang
tidak baik, akan sulit dipastikan secara tepat, secara objektif. Karena itu
segi frekuensi hubungan sebagai ukuran atau kriteria untuk menentukan baik
tidaknya hubungan sosial seseorang akan mengalami kesulitan.
2. Segi
intensitas hubungan
Yaitu
mendalam tidaknya seseorang dalam mengadakan hubungan dalam kontak sosial.
Intensitas hubungan ini juga sering disebut Sebagai
intimitas hubungan. Makin mendalam atau makin intensif hubungan seseorang
dengan orang lain, dapat dinyatakan bahwa orang yang bersangkutan makin baik
dalam hubungan sosialnya, begitu pula sebaliknya. Teman yang intim berarti
teman tersebut mempunyai hubungan yang mendalam, hubungan yang intensif,
merupakan teman yang akrab dan teman yang lebih baik hubungannya bila
dibandingkan dengan teman yang kurang intim. Namun, bila intensitas hubungan
ini digunakan sebagai kriteria atau ukuran baik tidaknya hubungan sosial, orang
akan menghadapi kesulitan karena seseorang tidak dapat menarik garis secara
objektif dan tegas antara mana yang baik dan mana yang kurang baik.
3. Segi
popularitas hubungan
Yaitu dalam arti banyak sedikitnya
teman dalam hubungan sosial. Banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial
dapat digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur baik tidaknya seseorang dalam
hubungan sosialnya. Makin banyak teman, dapat dikatakan bahwa orang yang
bersangkutan makin baik dalam hubungan sosialnya, demikian sebaliknya. Faktor
popularitas hubungan inilah yang digunakan sebagai dasar dari sosiometri.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam frekuensi hubungan dan intensitas
hubungan sebagai ukuran untuk melihat baik tidaknya dalam hubungan sosial,
dapat diatasi atau dijawab secara baik oleh sosiometri, yang menggunakan segi
popularitas hubungan sebagai dasarnya.
Metode sosiometri ini umumnya
digunakan dalam kelompok kecil (misal 10 s/d 100 orang), karena bila jumlah
anggota dalam kelompok terlalu besar, orang akan mengalami kesilitan dalam
analisisnya, khususnya analisis sosiogram. Untuk menganalisis, pada umumnya
menggunakan kuesioner sosiometris, dan hasil kuesioner itu kemuadian diolah
lebih lanjut hingga menghasilkan hasil sosiometri tersebut. Ada beberapa
analisis dari sosiometri, yaitu :
a.
Analisis
Matrik
Matrik
merupakan tabel yang mengandung baris dan kolom yang berisi angka-angka. Dalam
matrik, sosiometri bentuknya segiempat (square) n x n, n adalah jumlah individu
dalam kelompok. Pembuatan matrik sosiometri biasanya
mendahului penyusunan sosiogram. Dengan bertitik tolak dari responden yang
menerima sejumlah pilihan maka penggambaran sosiogram dapat lebih mudah. Apa yang
didapat dari kuesioner kemudian diolah lebih lanjut kedalam tabulasi dan
dikalkulasikan. Hasil kalkulasi inilah yang kemudian dibuat hasil sosiometri
menjadi sosiogram. Sosiogram dapat berbentuk grafis atau sirkuler.
b. Analisis Sosiogram
Analis
sosiogram marupakan analis yang menyuguhkan hasil sosiometri dengan suatu
gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan individu satu dengan individu lain.
Dari matrik kemudian dituangkan kedalam gambar jaringan hubungan individu satu
dengan yang lain. Dalam membuat sosiogram, ada dua cara atau sistem, yaitu
sistem grafik dan sistem lingkaran. Hubungan sosial
individu dalam suatu kelompok atau masyrakat membentuk susunan tertentu/
konfigurasi. Suatu sosiogram bisa jadi merupakan kumpulan beberapa jenis
konfigurasi.
c. Analisis Indeks
Analisa
indeks bertujuan untuk menghitung berapa rasio yang berlaku bagi anggota
kelompok atau sebuah kelompok dalam keseluruhannya. Berdasarkan indeks analisis
maka dapat dihitung status pilihan ( choice status) dan penolakan (rejection status) dari
masing-masing kelompok. Keduanya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
CHOICE
STATUS (x) = jumlah pilihan yang
diterima X : (n-1)
REJECTION
STATUS (x) = jumlah penolakan yang
diberikan X : (n-1)
Keterangan
: (n-1) = jumlah keseluruhan anggota kelompok -1
Menurut
Mc Kinney indeks status sosial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
= Jumlah pilihanX + Jumlah Penolakan X
(n-1)
Dalam
sosiometri seorang peneliti juga mengharap bahwa tes sosiometri untuk
menunjukan perbedaan dalam pilihan anggota kelompok sesuai dengan perubahan
yang terjadi dalam struktur kelompok. Sehingga dalam sosiometri perlu digunakan
test-retest untuk menguji reliability.
Lindzey
mengemukakan sejumlah kesimpulan tentafif
diantaranya bahwa skor dalam tes sosiometri jika ditinjau dalam waktu
yang lebih lama menunjukan konsistensi yang besar; reliability ternyata lebih
besar pada orang dewasa daripada anak-anak. Menurutnya penemuan ini agak ganjil
sebab dapat disebabkan juga olehstabilitas yang lebih besar pada orang atau
daya ingat yang lebih besar dari orang dewasa.
Pilihan
kedua dan seterusnya ternyata lebih banyak berubah dari pada pilihan pertama.
Moreno melaporkan bahwa 8% perubahan dalam pilihan pertama dan 18% perubahan
pada pilihan kedua dalam waktu 3 bulan setelah tes pertama.
Tes
sosiometri dinilai hanya sebagai pengukur perilaku pilihan verbal sehingga face
validity untuk mengetahui validitynya. Walau pun demikian kemungkinan bahwa
responden tidak memberi jawaban yang sesuai dengan pemikirannya akan tetap ada.
Maka dari itu para ahli sosiometri menegaskan pada responden bahwa pilihan
sosial mereka akan dipakai untuk mengstruktur kembali kelompoknya.
B.
CONTOH
MENGETAHUI HUBUNGAN DAN NILAI STATUS SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT.
Misalnya
dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang dan menggunakan pertanyaan atau
kuesioner sosiometri yang berbentuk “
siapakah diantara teman-teman anda yang anda pilih sebagai teman dalam kelompok
mengerjakan tugas? Dan siapakah diantara
teman-teman anda yang tidak anda pilih sebagai teman dalam kelompok mengerjakan
tugas? Nama dari responden yang memilih
dituliskan pada kolom vertical dan yang dipilih dalam kolom horizontal.
Intensitas dari pilihan yaitu pilihan pertama kedua ketiga, dst. Sedangkan
penolakan sosial dapat disebutkan dalam tanda khusus.
Dalam
penelitian terhadap kelompok ini bahwa responden H adalah paling popular dengan mendapat 6 pilihan dari
A,B,E,F,G,I. C mendapat 5 pilihan dari A,B,F,G,H. J mendapat 2 penolakan dari D & G dan tidak dipilih
sama sekali, A dan I tidak dipilih sama sekali. B mendapat 3 pilihan dari C, D, dan H. D mendapat 1 pilihan dari I. E mendapat 1 pilihan dari D. F mendapat 3 pilihan dari C, E,J. G mendapat 1 pilihan dari J.
MATRIK
Tabel 1
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
|
A
|
1
|
2
|
||||||||
B
|
1
|
2
|
||||||||
C
|
1
|
2
|
||||||||
D
|
1
|
2
|
-
|
|||||||
E
|
2
|
1
|
||||||||
F
|
2
|
1
|
||||||||
G
|
2
|
1
|
-
|
|||||||
H
|
1
|
2
|
||||||||
I
|
2
|
1
|
||||||||
J
|
1
|
2
|
||||||||
∑
|
0
|
3
|
5
|
1
|
1
|
3
|
1
|
6
|
0
|
-2
|
Contoh Sosiogram dalam grafik berdasarkan data Tabel 1.
Contoh sosiogram pada
gambar diatas terdiri dari beberapa konfigurasi yaitu :
·
konfigurasi
star : responden H sebagai star yang
menerima sejumlah besar pilihan.
·
Konfigurasi Mutual pair : antara B C, antara C H,
antar C F dimana adanya pilihan timbale balik diantara anggota
kelompok.
·
Konfigurasi
Neglectee : D disifatkan sebagai neglectee karena memilih namun tidak sama
sekali dipilih dalam preferensi apa pun juga.
·
Konfigurasi
Rejectee : K merupakan responden rejectee yang menerima pilihan negative.
·
Konfigurasi
chain : Kelompok B,C,H merupakan kelompok chain dimana B memilih C, C memilih
H, H memilih B
Contoh Analisis Indeks status
sosial H dan J
Cs H = jumlah pilihan yang diterima X : (n-1)
= 6 : (10-1)
= 6 :9 = 0,66
Semakin
tinggi nilai Cs H maka semakin kuat intensitas hubungan H dalam kelompoknya.
Rs J = jumlah penolakan yang diberikan X : (n-1)
= -2: (10-1)
= -2 :9 = -0,22
Semakin
tinggi nilai Rs J maka semakin lemah intensitas hubungan J dalam kelompoknya.
REFERENSI
Ratna Sosetya Wedajati,
2004, Modul Sosiometri, Yogyakarta
Monika
Devita, 2012, Karya Ilmiah Psikologi
Sosial Sebagai Pengantar, http://www.academia.edu/9328726/Psikologi_Sosial_Sebuah_Pengantar, diakses 15 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar