Sponsor

Rabu, 07 Desember 2016

SOSIOMETRI “Status Sosial Individu Dalam Masyarakat”

TUGAS 1
SOSIOMETRI
Status Sosial Individu Dalam Masyarakat”



Disusun Oleh :
1.      Susi Karyati                            (14510001)

Dosen Pengampu : Ratna Sosetya Wedajati, S.Psi

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA
2016
A.    STATUS SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT

W. Stern dalam teori konvergensinya menyatakan bahwa pembawaan maupun lingkungan secara bersama-sama mempunyai peran dalam pembentukan atau perkembangan manusia. Karena manusia sebagai makhluk individual, maka dalam tindakan-tindakannya manusia kadang mengarah ke kepentingan pribadi. Namun, karena manusia juga makhluk sosial, dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering mengarah ke kepentingan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Kunkel (lih. Bigot dkk., 1950), bahwa manusia itu mempunyai dorongan untuk mengabdi pada dirinya sendiri (ichaftigkeit) dan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat (sachlichkeit) secara bersama-sama, manusia merupakan kesatuan dari keduanya.
Antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan timbak balik, yaitu lingkungan berpengaruh pada individu, tetapi sebaliknya indivisu juga mempunyai pengaruh pada lingkungan. Bagaimana hubungan atau sikap individu terhadap lingkungan dapat:
1.      Individu menolak lingkungan,  bila tidak sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam keadaan ini, individu dapat memberikan bentuk pada lingkungan sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun, ini merupakan hal yang tidak mudah dan salah satu faktor yang akan ikut menentukan berhasil tidaknya usaha itu adalah status atau posisi individu yang bersangkutan.  
2.       Individu menerima lingkungan, bila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan keadaan individu.
3.      Individu bersikap netral atau statuskuo, bila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu tidak pernah mengambil langkah  bagaimana sebaiknya. Dari segi pendidikan kemasyarakatan, sikap yang seperti ini sebenarnya tidak diharapkan, karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat memenuhi harapannya.

Sosiometri dapat membantu kita untuk melihat  bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang dalam kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Baik tidaknya orang berteman atau mengadakan hubungan sosial dapat dilihat dengan menggunakan sosiometri ini. Dengan demikian bantuan sosiometri cukup besar dalam mendapatkan data untuk mengetahui hubungan atau kontak sosial individu dalam kelompoknya. Baik tidaknya hubungan sosial seseorang sebenarnya dapat dilihat dari  beberapa segi, yaitu:
1.      Segi frekuensi hubungan
 Yaitu sering tidaknya seseorang melakukan hubungan sosial atau kontak sosial dengan orang lain. Makin sering seseorang melakukan kontak sosial dengan orang lain, dapat dikatakan bahwa orang itu memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, begitu pula sebaliknya. Seseorang yang mengisolisir diri, orang tersebut kurang sekali dalam bergaulnya, kontak sosial frekuensinya rendah, hubungan sosial kurang baik. Tetapi sampai seberapa jauh frekuensi ini dapat dipastikan, inilah yang merupakan hal yang sulit untuk dapat duketahui dengan pasti. Di mana letak batas secara pasti antara frekuensi yang tinggi yang menunjukkan hubungan sosial yang baik, dengan yang rendah yang menunjukkan hubungan sosial yang tidak baik, akan sulit dipastikan secara tepat, secara objektif. Karena itu segi frekuensi hubungan sebagai ukuran atau kriteria untuk menentukan baik tidaknya hubungan sosial seseorang akan mengalami kesulitan.
2.      Segi intensitas hubungan
Yaitu mendalam tidaknya seseorang dalam mengadakan hubungan dalam kontak sosial. Intensitas hubungan ini juga sering disebut Sebagai intimitas hubungan. Makin mendalam atau makin intensif hubungan seseorang dengan orang lain, dapat dinyatakan bahwa orang yang bersangkutan makin baik dalam hubungan sosialnya, begitu pula sebaliknya. Teman yang intim berarti teman tersebut mempunyai hubungan yang mendalam, hubungan yang intensif, merupakan teman yang akrab dan teman yang lebih baik hubungannya bila dibandingkan dengan teman yang kurang intim. Namun, bila intensitas hubungan ini digunakan sebagai kriteria atau ukuran baik tidaknya hubungan sosial, orang akan menghadapi kesulitan karena seseorang tidak dapat menarik garis secara objektif dan tegas antara mana yang baik dan mana yang kurang baik.
3.      Segi popularitas hubungan 
Yaitu dalam arti banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial. Banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial dapat digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur baik tidaknya seseorang dalam hubungan sosialnya. Makin banyak teman, dapat dikatakan bahwa orang yang bersangkutan makin baik dalam hubungan sosialnya, demikian sebaliknya. Faktor popularitas hubungan inilah yang digunakan sebagai dasar dari sosiometri. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam frekuensi hubungan dan intensitas hubungan sebagai ukuran untuk melihat baik tidaknya dalam hubungan sosial, dapat diatasi atau dijawab secara baik oleh sosiometri, yang menggunakan segi popularitas hubungan sebagai dasarnya.

Metode sosiometri ini umumnya digunakan dalam kelompok kecil (misal 10 s/d 100 orang), karena bila jumlah anggota dalam kelompok terlalu besar, orang akan mengalami kesilitan dalam analisisnya, khususnya analisis sosiogram. Untuk menganalisis, pada umumnya menggunakan kuesioner sosiometris, dan hasil kuesioner itu kemuadian diolah lebih lanjut hingga menghasilkan hasil sosiometri tersebut. Ada beberapa analisis dari sosiometri, yaitu :

a.       Analisis Matrik
Matrik merupakan tabel yang mengandung baris dan kolom yang berisi angka-angka. Dalam matrik, sosiometri bentuknya segiempat (square) n x n, n adalah jumlah individu dalam kelompok. Pembuatan matrik sosiometri biasanya mendahului penyusunan sosiogram. Dengan bertitik tolak dari responden yang menerima sejumlah pilihan maka penggambaran sosiogram dapat lebih mudah. Apa yang didapat dari kuesioner kemudian diolah lebih lanjut kedalam tabulasi dan dikalkulasikan. Hasil kalkulasi inilah yang kemudian dibuat hasil sosiometri menjadi sosiogram. Sosiogram dapat berbentuk grafis atau sirkuler.

b.      Analisis Sosiogram
Analis sosiogram marupakan analis yang menyuguhkan hasil sosiometri dengan suatu gambar yang mencerminkan bagaimana hubungan individu satu dengan individu lain. Dari matrik kemudian dituangkan kedalam gambar jaringan hubungan individu satu dengan yang lain. Dalam membuat sosiogram, ada dua cara atau sistem, yaitu sistem grafik dan sistem lingkaran. Hubungan sosial individu dalam suatu kelompok atau masyrakat membentuk susunan tertentu/ konfigurasi. Suatu sosiogram bisa jadi merupakan kumpulan beberapa jenis konfigurasi.


c.       Analisis Indeks
Analisa indeks bertujuan untuk menghitung berapa rasio yang berlaku bagi anggota kelompok atau sebuah kelompok dalam keseluruhannya. Berdasarkan indeks analisis maka dapat dihitung status pilihan ( choice status)  dan penolakan (rejection status) dari masing-masing kelompok.  Keduanya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

CHOICE STATUS (x)           = jumlah pilihan yang diterima X : (n-1)
REJECTION STATUS (x)     = jumlah penolakan yang diberikan X : (n-1)

Keterangan : (n-1) = jumlah keseluruhan anggota kelompok -1

Menurut Mc Kinney indeks status sosial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                   
= Jumlah pilihanX + Jumlah Penolakan X
(n-1)

Dalam sosiometri seorang peneliti juga mengharap bahwa tes sosiometri untuk menunjukan perbedaan dalam pilihan anggota kelompok sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam struktur kelompok. Sehingga dalam sosiometri perlu digunakan test-retest untuk menguji reliability.
Lindzey mengemukakan sejumlah kesimpulan tentafif  diantaranya bahwa skor dalam tes sosiometri jika ditinjau dalam waktu yang lebih lama menunjukan konsistensi yang besar; reliability ternyata lebih besar pada orang dewasa daripada anak-anak. Menurutnya penemuan ini agak ganjil sebab dapat disebabkan juga olehstabilitas yang lebih besar pada orang atau daya ingat yang lebih besar dari orang dewasa.
Pilihan kedua dan seterusnya ternyata lebih banyak berubah dari pada pilihan pertama. Moreno melaporkan bahwa 8% perubahan dalam pilihan pertama dan 18% perubahan pada pilihan kedua dalam waktu 3 bulan setelah tes pertama.
Tes sosiometri dinilai hanya sebagai pengukur perilaku pilihan verbal sehingga face validity untuk mengetahui validitynya. Walau pun demikian kemungkinan bahwa responden tidak memberi jawaban yang sesuai dengan pemikirannya akan tetap ada. Maka dari itu para ahli sosiometri menegaskan pada responden bahwa pilihan sosial mereka akan dipakai untuk mengstruktur kembali kelompoknya.

B.     CONTOH MENGETAHUI HUBUNGAN DAN NILAI STATUS SOSIAL INDIVIDU DALAM MASYARAKAT.
Misalnya dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang dan menggunakan pertanyaan atau kuesioner sosiometri yang berbentuk  “ siapakah diantara teman-teman anda yang anda pilih sebagai teman dalam kelompok mengerjakan tugas? Dan  siapakah diantara teman-teman anda yang tidak anda pilih sebagai teman dalam kelompok mengerjakan tugas? Nama dari responden  yang memilih dituliskan pada kolom vertical dan yang dipilih dalam kolom horizontal. Intensitas dari pilihan yaitu pilihan pertama kedua ketiga, dst. Sedangkan penolakan sosial dapat disebutkan dalam tanda khusus.
Dalam penelitian terhadap kelompok ini bahwa responden H adalah paling popular dengan mendapat 6 pilihan dari A,B,E,F,G,I.  C mendapat 5 pilihan dari A,B,F,G,H.  J mendapat  2 penolakan dari D & G dan tidak dipilih sama sekali, A dan I tidak dipilih sama sekali. B mendapat 3 pilihan dari C, D, dan H. D mendapat 1 pilihan dari I. E mendapat 1 pilihan dari D. F mendapat 3 pilihan dari C, E,J. G mendapat 1 pilihan dari J.
MATRIK
Tabel 1


A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
A


1




2


B


1




2


C

1



2




D

1


2




-
E





2

1


F


2




1


G


2




1

-
H

1
2







I



2



1


J





1
2



0
3
5
1
1
3
1
6
0
-2





Contoh Sosiogram dalam grafik berdasarkan data Tabel 1.




Contoh sosiogram pada gambar diatas terdiri dari beberapa konfigurasi yaitu :
·         konfigurasi star  : responden H sebagai star yang menerima sejumlah besar pilihan.
·         Konfigurasi   Mutual pair : antara B                C, antara C                 H, antar          C          F dimana adanya pilihan timbale balik diantara anggota kelompok.
·         Konfigurasi Neglectee : D disifatkan sebagai neglectee karena memilih namun tidak sama sekali dipilih dalam preferensi apa pun juga.
·         Konfigurasi Rejectee : K merupakan responden rejectee yang menerima pilihan negative.
·         Konfigurasi chain : Kelompok B,C,H merupakan kelompok chain dimana B memilih C, C memilih H, H memilih B



Contoh Analisis Indeks status sosial H dan J
Cs H = jumlah pilihan yang diterima X : (n-1)
            = 6 : (10-1)
            = 6 :9 = 0,66
Semakin tinggi nilai Cs H maka semakin kuat intensitas hubungan H dalam kelompoknya.

Rs J     = jumlah penolakan yang diberikan X : (n-1)
            = -2: (10-1)
            = -2 :9 = -0,22
Semakin tinggi nilai Rs J maka semakin lemah intensitas hubungan J  dalam kelompoknya.






REFERENSI
Ratna Sosetya Wedajati, 2004, Modul Sosiometri, Yogyakarta
Monika Devita, 2012, Karya Ilmiah Psikologi Sosial Sebagai Pengantar, http://www.academia.edu/9328726/Psikologi_Sosial_Sebuah_Pengantar, diakses 15 November 2016






Tidak ada komentar:

Posting Komentar