Sponsor

Rabu, 07 Desember 2016

MAKALAH MENEJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM KEWIRAUSAHAAN





BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang

      Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Secara umum menurut Maslow Abraham kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima tingkatan yaitu kebutuhan fisiologikal, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Untuk itu manusia harus melakukan suatu aktivitas sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhannya yang disebut bekerja.
      Di tengah tuntutan arus globalisasi saat ini yang makin kuat,  kita secara individu ataupun kelompok harus mampu bersaing dalam dunia kerja. Namun kenyataannya banyak orang, baik yang tidak berpendidikan bahkan sarjana yang kesulitan mencari pekerjaan karena harus bersaing dengan orang-orang yang telah lebih berpengalaman dalam mencari pekerjaan.            Selain itu tidak seimbangnya antara jumlah pencari kerja dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia juga ikut urun andil dalam terciptanya pengangguran. Bukan hanya itu saja tapi kesadaran dari setiap individu untuk mau menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai sarana untuk menampung kemampuan dan kreativitasnya masih sangat minim. Dengan kata lain bahwa perlu adanya kesadaran baik secara individu maupun kelompok akan pentingnya berwirausaha sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhannya.
      Dalam dinamika kewirausahaan sangat diperlukan adanya sumber daya manusia di dalamnya yang berperan sebagai penggerak. Keberfungsian  peran dari sumber daya manusia inilah yang nantinya menjadi salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu kegiatan kewirausahaan yang dilakukan suatu individu maupun kelompok. Sehingga dibutuhkan suatu Manajemen Sumber daya manusia tersebut.

B.                 Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan Manajemen?
2.      Apakah yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia (SDM)?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (mSDM) dalam kewirausahaan?




BAB II
PEMBAHASAN
A.                Manajemen

      Berbagai pengertian mengenai mejemen telah dikemukakan oleh beberapa pakar ahli Manajemen. Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Manajemen bahwa Manajemen merupakan suatu proses nyata dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
      Menurut H.Koontz & O’Donnel Manajemen merupakan suatu usaha orang lain untuk mencapai tujuan melalui dan melibatkan orang-orang.
      Menurut Budi Supriyanto Manajemen adalah  kemampuan seseorang untuk menggerakan orang lain dan berusaha memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
      Berdasarkan Kamus Populer Kontenporer Manajemen berarti pengelolaan, ketatalaksanaan.
      Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen merupakan suatu cara atau proses mengelola sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

B.                 Sumber Daya Manusia

      Sumber daya manusia sering juga disebut human resources. Dimana human resources berupa manusia yang dipekerjakan sebagai penggerak dalam sebuah organisasi, komunitas, perkumpulan, atau institusi tertentu. Sehingga SDM dikatakan sebagai salah satu faktor penentu berkembangnya sebuah organisasi, komunitas,perkumpulan, atau institusi tersebut. 
      Secara umum yang dimaksud SDM yaitu individu yang bekerja dan menjadi anggota suatuperusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain sebagainya.
      Dari beberapa definisi diatas secara garis besar SDM dapat diartikan sebagai penggerak suatu organisasi, komunitas,perkumpulan, atau institusi yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
      Dalam kontek kewirausahaan SDM merupakan individu dalam organisasi kewirausahaan yang dapat memberikan kontribusi yang berharga berupa produktivitas dari posisi yang mereka pegang untuk mencapai tujuannya. SDM dapat  berperan sebagai tenaga usahawan dan produsen. Tenaga usahawaan adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja secara mandiri guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produsen adalah pihak atau pelaku yang melakukan produksi dalam menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan barang baru sehingga lebih bermamfaat.
     Sumber daya manusia dalam kewirausahaan berguna sebagai mitra kerja yang dapat di andalakan dalam melaksana administrasi dan aktivitas industrial.

C.                Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Berwirausaha

      Dalam berwirausaha tidak hanya sekedar kegiatan produksi baik barang atau jasa saja. Melainkan meliputi kegiatan administrasi,pemasaran, hingga urusan SDM nya. Sehingga sangat dibutuhkan SDM yang berkualiatas dan berkompeten.
      SDM merupakan salah satu indikator penting dalam pencapaian tujuan berwirausaha. Sebab produktivitas di dalamnya ditentukan oleh bagaimana SDM tersebut berinteraksi dalam menjalankan perannya masing-masing. Oleh akarena itu butuh adanya Manajemen SDM yang tepat dan baik.  
      Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya  manusia  untk mencapai tujuan tertentu. Selain itu Manajemen sumber daya manusia dapat berarti mengatur, mengurus SDM untuk mencapai tujuan tertentu.
      Sedangakan yang dimaksud dengan Manajemen sumber daya manusia dalam konteks kewirausahaan yaitu suatu proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya  manusia  untuk mencapai tujuan-tujuan berwirausaha. Secara lebih sederhana dapat berarti suatu proses mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi dan misi perusahaan agar tujuan usahanya dapat tercapai secara optimum.
      Tujuan  Manajemen sumberdaya manusia dalam kewirausahaan yaitu untuk meningkatkan kontribusi produktif para karyawan dalam suatu wirausaha tertentu secara strategik, etis, dan bertanggungjawab sosial.
          Tahapan Manajemen SDM meliputi :
1.      pengadaan
      Tahapan pengadaan yaitu suatu proses untuk mengisi posisi atau bagian yang masih kosong yang dimulai. Sehingga perlu adanya suatu seleksi. Dalam seleksi ini akan dipilih kembali secara spesifik dari semua individu yang telah direkrut dengan memperhatikan  kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian. Tujuan dari penyeleksian tersebut untuk meningkatkan keberhasilan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai dalam wirausahanya. Kemudian  akan diadakan training. selanjutnya dilakukan penilain hasil kerja, sebagai penilaian apakah sesuai dengan yang diharapkan atau diajarkan pihak perusahaan.

2.      maintenance (pemeliharaan)
      Tahapan ini menjadi tanggungjawab setiap pimpinan. Tujuan dari pemeliharaan SDM yaitu untuk membuat orang (SDM) tersebut  betah dan dapat berperan secara optimal. Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbang serta menghargai hakikat manusianya.
      Pemeliharaan SDM dapat menggunakan sistem reward misalnya gaji, tunjangan, fasilitas perusahaan, dll. Pemeliharaan dengan sistem ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja.

3.      development (pengembangan)
      pengembangan SDM dalam suatu wirausaha disesuaikan dengan perkembangan organisasi kewirausahaan tersebut. Dengan kata lain pengembangan SDM disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi kewirausahaan sendiri. Tahapan ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
     


BAB III
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
      Dalam dinamika kewirausahaan sangat diperlukan adanya sumber daya manusia di dalamnya yang berperan sebagai penggerak. Keberfungsian  peran dari sumber daya manusia inilah yang nantinya menjadi salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu kegiatan kewirausahaan yang dilakukan suatu individu maupun kelompok. Sehingga dibutuhkan suatu Manajemen Sumber daya manusia tersebut.
      Manajemen merupakan suatu cara atau proses mengelola sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
      SDM merupakan penggerak suatu organisasi, komunitas,perkumpulan, atau institusi yang harusdilatih dan dikembangkan kemampuannya.
     Sumber daya manusia dalam kewirausahaan berguna sebagai mitra kerja yang dapat di andalakan dalam melaksana administrasi dan aktivitas industrial.
      Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu usaha untuk mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi dan misi perusahaan agar tujuan usahanya dapat tercapai secara optimum.
      Tujuan  Manajemen sumberdaya manusia dalam kewirausahaan yaitu untuk meningkatkan kontribusi produktif para karyawan dalam suatu wirausaha tertentu secara strategik, etis, dan bertanggungjawab sosial.





DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto,Budi.2009.Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah Strategis).
       Tangerang: CV Media Brilian.
Kasali, Rhenald,dkk. 2010.Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1. Jakara

       Selatan: Hikmah.
Rizal,Yose.2004.Kamus Populer Kontenporer. Jakarta:Restu Agung.


PERENCANAAN SOSIAL



LEMBAR  KERJA 1
MATA KULIAH PERENCANAAN SOSIAL

Disusun oleh : Susi Karyati
                 (14510001)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2016 
1.Kumpulkan beberapa pengertian mengenai:
                    a.       Perencanaan              c. Masalah sosial
                    b.      Sosial                            d. Perencanaan sosial
JAWAB :
a.    Menurut Dr. H. Abdurachim, perencanaan adalah suatu pengaturan urutan operasional yang dibuat sabagai bimbingan kearah tercapainya suatu tujuan atau terciptanya berbagai tujuan secara berimbang.
Menurut  Conyers dan Hills, perencanaan adah suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan sebagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan trertentu pada masa yang akan datang.
b.    Dalam kamus sosiologi, sosial atau social merupakan sesuatu yang berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial.
Menurut B. Simanjuntak dalam bukunya perubahan dan perencanaan sosial, sosial adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan- kepentingan masyarakat.
Menurut Enda M.C, sosial merupakan cara tentang bagaimana  para individu saling berhubungan .
c.   Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian yang terjadi antara unsur-unsusr kebudayaan atau masyarakat, dimana ketidak sesuaian tersebut dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial masyarakat.
Menurut Soetomo, masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan terjadi oleh sebagian besar dari warga masyarakat.
Menurut Edi suharto, masalah  sosial adalah sebuah kondisi yang dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diharapkan.
d.      Menurut B. Simanjuntak dalam bukunya perubahan dan perencanaan sosial, perencanaan sosial merupakan usaha yang sadar dalam menentukan urutan operasional untuk mencapai perbaikan sosial yang diinginkan.
Meurut Prof.Dr. J.W. Schoorl dalam buku perubahan dan perencanaan sosial, perencanaan sosial adalah suatu perencanaan yang meliputi penetapan rencana-rencana untuk kegiatan yang akan datang yang berhubungan dengan lembaga-lembaga dan sumber-sumber sosial.

2. Sintesakan pengertian tersebut dengan menggunakan bahasa anda sendiri secara sederhana dan operasional!
                 JAWAB :
a.       Perencanaan adalah  proses menentukan dan menetapkan suatu tindakan secara sadar dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      Sosial adalah hubungan manusia secara kolektif dalam rangka pemenuhan kebutuhannya..
c.       Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat tidak sesuai dengan harapan atau pandangannya.
d. Perencanaan sosial adalah proses menentukan dan menetapkan suatu tindakan secara sadar dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dalam hubungan  manusia secara kolektif / masyarakat.

3. Buatlah review tentang:
a.       Sejarah munculnya Perencanaan Sosial
b.      Perubahan Pendekatan dalam Perencanaan Pembangunan
c.       Lingkup Perencanaan Sosial
d.      Perencanaan Pelayanan Sosial
e.       Perencanaan Sosial dalam Perencanaan Pembangunan
f.        Perencanaan Partisipartif
JAWAB :
a.       Perencanaan  sosial pada awalnya digunakan oleh negara maju  seperti di Eropa Barat dan Amerika Utara.  Orang- orang barat beranggapan bahwa adanya keterkaitan antara perencanaan sosial  dalam  perencanaan kesejahteraan sosial.  Di lain sisi negara dunia ketiga memandang bahwa perencanaan sosial sebagai gambaran negara barat. Dimana perencanaan sosial di dunia barat menggambarkan peran serta negara dalam pengadaan pelayanan masyarakat. Selain itu peran serta negara maju  secara kontinyu dalam menghasilkan perubahan-perubahan dengan perhitungannya yang matang  dalam lingkungan sosial ekonomi negara dunia ketiga. Timbulnya perencanaan sosial bukan hanya semata-mata sebagai suatu tanda akan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesejahteraan dalam suatu negara, tetapi karena adanya pergeseran ruang lingkup yang lebih luas dari perencanaan pembangunan dengan lebih memberi tekanan pada perubahan sosial dan pencapaian tujuan sosial itu sendiri.

b.      Menurut David C. Korten  terdapat dua pendekatan dalam  perencanaan pembangunan , yaitu : pendekatan cetak biru dan pendekatan  proses belajar. Pendekatan cetak biru/ blue print approach  yaitu  suatu pendekatan pembanguan yang beranggapan bahwa sekali metode berhasil di suatu daerah, maka diasumsikan bahwa metode tersebut bisa diterapkan di daerah laintanpa mempertimbangkan aspek sosial, budaya,kondisi alamnya, dan lainnya. Pada pendekatan ini program  dalam perencanaan pembangunan  akan lebih cenderung lebih cenderung terlihat top-down  dari pemerintah. Dominasi pemeritah terhadap masyarakat hanya akan melahirkan sikap apatis masyarakat terhadap pemerintah dan produk perencanaan pembangunan. Sehingga tak heran jika pembangunan akan mengalami suatu kegagalan karena kehilangan dukungan masyarakat. Sehingga sulit mewujudkan pembangunan dengan  pendekatan blue print approach. Oleh karenanya perlu adanya perubahan pendekatan perencanaan dalam pembangunan yaitu dengan pendekatan proses belajar. Pada pendekatan proses belajar akan lebih  cendrung buttom-up sebab di dalamnya mengutamakan dan mempetimbangkan aspek sosial, budaya, alam, dan aspek lainnya dalam  lingkungan masyarakat itu sendiri sehingga akan muncul rasa untuk memiliki. Dengan kata lain bahwa pendekatan proses belajar ini mengutamakan adanya  suatu keserasian antara kebutuhan, kegiatan/ program, dan kemampuan suatu wilayah  dalam merencanakan suatu pembangunan.

c.       Ruang lingkup perencanaan sosial / social planning yaitu mencakup segi kehidupan masyarakat baik dari segi kebutuhan sosial, modal sosial, atau pun pelayanan sosial. Dari segi kebutuhan sosial perencanaan sosial dapat mengenai  hubungan dalam masyarakat, nilai yang ada, dan sebagainya. Dari segi modal sosial perencanaan sosial dapat mengenai organisasi sosial, tokoh masyarakat, kelembagaan sosial, dll. Sedangkan pada pelayanan sosial perencanaan sosial dapat mengenai pendidikan, kesehatan, dll.


d.      Pelayanan sosial merupakan aksi atau tindakan untuk mengatasi masalah sosial. Atau dengan kata lain pelayanan sosial merupakan seperangkat program yang ditujukan untuk membantu individu/ kelompok yang mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan. Kategori pelayanan sosial biasanya berdasarkan sasaran pelayanannya, tempat, atau sektor. Pelayanan sosial merupakan salah satu kebijakan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Keefektifan dan keefisienan suatu pelayanan sosial bergantung oleh perencanaan pelayanan sosial yang di buat oleh organisasi pelayanan sosial. Dalam perencanaan pelayanan sosial, perencanaan strategis menjadi suatu komponen yang melibatkan stakeholder dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki organisasi pelayanan sosial tersebut. Pada kenyataannya organisasi pelayanan sosial masih memiliki kekurangan sumber dayanya sehingga perencanaan menjadi bagian penting di dalamnya. Tahapan perencanan dalam penyediaan pelayanan sosial menurut Suharto, meliputi :
a.       Identifikasi masalah
b.      Penentuan tujuan
c.       Penyusunan dan pengembangan rencana program
d.      Pelaksanaan program
e.       Evaluasi program

e. Di dalam perencanaan pembangunan faktor sosial tidak boleh ditinggalkan. Dalam aspek sosial ini ada 4 macam  yang harus dipertimbangkan yaitu :
1)      Faktor manusia
Manusia merupakan faktor penting dalam perencanaan pembangunan. Sebab akan berkaitan dengan cara mereka merasakan kebutuhan dan mewujudkannya dalam program pembangunan.
2)      Pemenuhan kebutuhan sosial
Di mana perencanaan sosial dalam pembangunan sosial diharapkan benar-benar merupakan sebuah kebutuhan sosial.
3)      Keadilan sosial
Bahwa perencanaan sosial dalam pembangunan sosial yang dibuat diharapkan tidak menimbulkan suatu ketidakadilan sosial nantinya. Sehingga dalam faktor sosial perlu adanya pembahasan mengenai keadilan sosial.
4)      Pembangunan manusia seutuhnya
Alasan mengapa faktor sosial menjadi bagian dalam perencanaan pembangunan nasional adalah adanya fakta bahwa perencanaan sering gagal jika pertimbangan sosial tidak diperhitungkan.


f.        Perencanaan partisipatif ialah perencanaan yang lahir dari hasil kesepakatan stakeholder yang berkaitan seprti pemerintah, LSM/swasta dan masyarakat. Perencanaan partisipatif menjadi sarana untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat yang berkaitan dengan program yang direncanakan. Sehingga masyarakat akan lebih merasa memiliki atas program-program yang direncanakan karena merasa diikut sertakan didalamnya.


REFERENSI

Korten,D.C. 1988.PEMBANGUNAN BERDIMENSI KERAKYATAN.
Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Simanjuntak.1981.Perubahan dan Perencanaan Sosial.Bandung: Tersito.
Soekanto, Soerjono.1983.Kamus Sosiologi. Jakarta Utara:PT Raja Grafindo Persada.
Soekanto,Soerjono.2003.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.



MAKALAH MODEL-MODEL PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT : ACTION RESEARCH



BAB I
PENDAHULUAN
       I.            Latar Belakang

manusia merupakan mahluk sosial dengan berbagai hal yang harus dihadapin. Sehingga tidak heran jika sering muncul rasa atau hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal. Dari hasrat ingin tahu itulah manusia selalu berusaha ingin mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai berbagai hal yang dihadapi.
Pada  umumnya dalam rangka untuk memperoleh fakta atau kebenaran suatu pengetahuan tersebut manusia melakukan suatu penelitian secara nyata baik secara ilmiah maupun non ilmiah. Pada perguruan tinggi yang sering dilakukan adalah penelitian ilmiah dengan metode yang sesuai dengan bidang yang diajarkan. Salah satu contoh macam penelitian yaitu penelitian tindakan atau action research.

    II.            Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan/Action Research?
2.      Bagaimana melakukan Action Research?


BAB II
PEMBAHASAN

       I.            Penelitian Tindakan/Action Research

Beberapa para ahli seperti John Dewey dan  Kurt Lewin menjelaskan konsep dasar penelitian tindakan. Dewey menyatakan bahwa dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam suatu masyarakat diperlukan partisipasi dan kerjasama dalam masyarakat tersebut. Sedangkan Lewin dalam teori praktisnya ia mengemukakan 2 model penelitian masyarakat salah satunya yaitu penelitian tindakan. Menurutnya penelitian tindakan berkaitan dengan pemecahan masalah dan menghasilkan suatu yang lebih baik. Baik menurut Dewey maupun Lewin  penelitian tindakan memberikan sumbangan yang signifikan dalam mengembangkan suatu fungsi yang baik dalam masyarakat demokratis.
Metode penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dengan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut. Penelitian tindakan menjadi suatu alternatif untuk membantu merefleksikan, mengumpulkan data dan memberi solusi untuk menyelesaikan masalah.
penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Improve maksudnya, meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Sedangkan involve berarti, melibatkan pihak-pihak yang terkait.
Penelitian tindakan mengadakan ranga kerja penelitian empiris yang didasarkan pada observasi objektif pada masa sekarang untuk memecahkan masalah baru, serta praktis dan aktual. Sehingga penelitian ini lebih bersifat fleksibel.
Faktor-faktor dalam penelitian tindakan sebagai berikut:
1.      Practical, pemahaman dari data yang penting untuk perbaikan.
2.      Participative, dalam  mengumpulkan data yang menjadi subyek adalah semua yang berhubungan dengan masalah yang nyata.
3.      Empowering, semua partisipan dapat mempengaruhi dan menyumbangkan sesuatu untuk pengumpulan data.
4.      Interpretative, realita sosial secara kolaborasi ditentukan oleh partisipasi-partisipasi selama pengumpulan data.
5.      Tentative, sesudah mengumpulkan data tidal secara langsung memberikan hasil tetapi memberikan solusi sementara kearah perbaikan.
6.      Critical, partisipan disini diharapkan aktif dan dapat memberikan kritik pada perubahan yang nanti akan dilakukan.

    II.            Tahapan Melakukan Action Research

Secara garis besar, langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (monitoring), dan refleksi/ penilaian (reflecting). Keempat langkah tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini:





        










Perencanaan

 pelaksanaan














 penilaian



 pengamatan





 







Dari gambar tersebut, dapat kita ketahui bahwa dari langkah-langkah tersebut dapat menjadi satu siklus. Yang artinya, siklus dari keempat langkah tersebut dapat berulang. Siklus dapat berhenti bila peneliti sudah merasa puas akan hasil yang dicapainya.
Dalam Nazir (1988: 97-98) dikemukakan langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan sebagai berikut:
1.      Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker
2.      Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode dengan melakukan studi kepustakaan.
3.      Rumuskan hipotesa serta strategi pendekatan dalam memecahkan masalah
4.      Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan
5.      Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisa yang digunakan
6.      Kumpulkan data, analisa, beri interpretasi serta generalisasi dan saran-saran
7.      Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah.
Ada tujuh langkah dalam menyelesaikan masalah pada penelitian tindakan, antara lain:
1.      Specity the problem, mengidentifikasi masalahdengan melihat situasi nyata dan tujuan awal agar nanti dapat ditemukan tujuan yang akan dicapai.
2.      Mengukur situasi dengan force-field analysis, menurut Lewin untuk menggambarkan situasi sosial baik dalam keadaan pasif maupun tidak mempunyai kekuatan yang sama yaitu situasi mempunyai kekuatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan mengendalikan tujuan. Situasi adalah keseimbangan dinamis yang membantu dan kekuatan pengendali, situasi dapat diubah dengan diberikan kekuatan yang mendukung atau kekuatan pengendali.
3.      Memberikan banyak solusi, memberikan ide atau solusi sebanyak mungkin untuk memecahkan masalah.
4.      Rencana tindakan, apa yang akan dilakukan sesuai dengan situasidan permasalahanyang ada dengan membuat rencana untuk perubahan.
5.      Antisipasi, perlu dipikirkan kendala yang tiba-tiba muncul di lapangan pada waktu rencana tindakan dilakukan.
6.      Tindakan, menerapkan rencana tindakan
7.      Evaluasi, mengevaluasi keseluruhan meliputi tindakan yang dihadapi pada waktu tindakan dilakukan, kekurangan dan kelebihan dari proses yang sudah dilakukan agar permasalahan yang ada dapat dipecahkan dan kemungkinan akan ditemukan tujuan baru.
Fase dalam penelian tindakan, antara lain:
1.      Initiating
Inisiasi adalah penelitian bisa memprediksikan kemukinan yang akan terjadi dan prioritas tindakan yang akan dilakukan. menurut Richard Sagor bahwa tahap ini untuk melakukan tindakan. Dalam proaktif penelitian tindakan, tindakan dilakukan pengumpulan data maka penelitian untuk tindakan melibatkan refleksi pengalaman masa lalu, membaca literature dan mengumpulkan pendapat dari orang-orang yang mempunyai kompeten. Didalam penelitian tindakan pengumpulan data dilakukaan sebelum tindakan maka dalam pengumpulan data diperlikaan questioner, interview, observasi dan dokumen.

2.      Detection
Mendeteksi adalah penelitian dapat memantau/memonitor dan menyesuaikan tindakan dari waktu ke waktu. Tahap ini yaitu evaluasi program, evaluasi perkembanganatau proses analisa.


3.      Judgment
Mempertimbangkan adalah peneliti mengumpulkan data perlu waktu yang lama dan sulit (bulan ke bulan, semester ke semester, tahun ketahun). Mempertimbangak perlu refleksi masalalu, pemeriksaan sistematis kedalam apa yang telah atau belum dicapai setelah tindakan dilakukan dan pada waktu yang tepat. Pada waktu  mengumpulkan data peneliti  mencari jasa dan sesuatu yang berharga, untuk mencapai jasa suatu hasil hatus mempunyai nilai yang hakiki atau nilai intrinsik. Untuk mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu hasil harus mempunyai nilai ekstrinsik.
Cara-cara untuk mengumpulkan data, antara lain:
a.       Questioner
b.      Interview
c.       Observasi
d.      Dokumen
e.       Focused Group Discussed


BAB III
PENUTUP
       I.            Kesimpulan

Metode penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dengan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.  
penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Improve maksudnya, meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Sedangkan involve berarti, melibatkan pihak-pihak yang terkait.
Secara garis besar, langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (monitoring), dan refleksi/ penilaian (reflecting).
Dalam Nazir (1988: 97-98) dikemukakan langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan sebagai berikut:
1. Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker.
2.   Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode dengan melakukan studi kepustakaan.
3.    Rumuskan hipotesa serta strategi pendekatan dalam memecahkan masalah.
4.   Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan.
5.      Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisa yang digunakan.
6. Kumpulkan data, analisa, beri interpretasi serta generalisasi dan saran-saran.
7. Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah.


DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata,Sumadi. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta Utara: Rajawali.
Nazir,Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Wedajati,Ratna Sosetya. 2004. Modul Model-Model Perubahan Perilaku Masyarakat.